Bau Anyir Rasuah

Kota Selatpanjang, foto: net
Raja Alim Raja Disembah, Raja Zalim Raja Disanggah.
Hingar bingar pelaksanaan perekrutan tenaga abdi negara, pegawai negeri sipil
(PNS) di Riau baru saja usai. Seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah nama
diumumkan, beragam cerita muncul dari mulut ke mulut yang bernada sumbang. Tidak
terkecuali untuk Kabupaten Kepuluan Meranti. Kabupaten yang terbentuk tidak dari
ucapan bin salabin, tapi perjuangan tokoh-tokoh Meranti yang lintang pukang
bolak balik dari dusun-dusun kecil untuk berjuang, sampai ke Senayan. Bahkan,
tidak jarang yang rela sampai berbaku hantam dengan satpol PP di kantor Gubernur
Riau, untuk meminta dukungan pembentukan kabupaten yang diharapkan membawa angin
segar untuk kesejahteraan daerah dan masyarakatnya dengan kepemimpinan yang
diharapkan lebih adil dan bijaksana. Lantas, setelah semua itu usai, dan ketika
benar-benar Kepulauan Meranti sudah menjadi kabupaten sendiri, persoalan klasik,
harapan menjadi negeri yang dididamkan masih menjadi mimpi dan harapan yang
panjang, sepanjang pemimpin yang diamanatkan rakyat masih belum mampu menjadi
benar-benar pemimpin yang adil dan bijaksana. Saya jadi teringat, ketika hiruk
pikuk perdebatan tentang perbincangan pemekaran daerah menjadi bagian yang
panting. Ada yang berpendapat bahwa pemekaran daerah membawa angin segar untuk
melakukan pemerataan pembangunan. Muncul pusat pusat daerah administrative baru
yang merangsang adanya geliat ekonomi yang berkembang di daerah. Tapi banyak
yang pesimis, pemekaran daerah baru hanya memunculkan ruang-ruang kolusi baru
dan penyebaran korupsi. Pendapat ini bukan pendapat saya, tapi pendapat yang
pernah dilontarkan salah seorang pengamat politik Riau, Ali Yusri dari
Universitas Riau saat membincangkan subtansi pemekaran daerah, pasca munculnya
beberapa daerah yang ingin lepas dari daerah induk seperti Kabupaten Kepulauan
Meranti yang saat ini sudah terbentuk, dan beberapa kabupaten lain yang masih
dalam perjuangan seperti Kabupaten Rokan Darussalam, Kabupaten Indragiri Selatan
dan Kabupaten Kampar Kiri.


Saya sendiri sependapat pentingnya pemekaran daerah, terlepas ada beragam nada
sumbang soal realitas daerah daerah pemekaran baru yang mencorengkan aib adanya
kolusi dan korupsi. Terlepas dari itu, pemekaran sejatinya membawa harapan besar
untuk kesejahteraan rakyat. Intinya pada siapa yang memimpin dan masyarakat yang
tidak mau dibodohi oleh pemimpin yang tidak adil. Jadi, ketika ada pemimpin yang
sudah diamanahkan, dan tidak mampu melaksanakan amanat seperti muatan dalam
perjuangan pemekaran, maka tabuh untuk menyanggah pemimpin tersebut janganlah
tidak dilakukan. Pemimpin tidak lain adalah wakil dari rakyat, ulil amri
mingkum, masih bagian dari kita, yang harus kita luruskan jika memang ada yang
salah.


Tahun ini, saya coba ikut mencoba menjadi calon pengabdi negara di Kabupaten
Kepulauan Meranti. Formasi tahun ini untuk Meranti masih sedikit, tapi
dengar-dengar kabar dari beberapa anak luar daerah banyak yang coba ikut
mendapatkan peruntungan di Meranti. Apalagi, tahun lalu, saat Syamsuar masih
menjadi Plt, perekrutan disebut lebih murni, nyaris tak terdengar ada rasuah.
Apatah lagi, sebagai daerah baru, Meranti tentu menjadi semacam anak gadis yang
memikat. Banyak yang ingin mempersuinting menjadi abdi negara di daerah baru
itu. Salah satunya saya. Setelah usai pengumuman. Cerita sumbang banyak
terdengar dari perekrutan CPNS yang kedua bagi kabupaten Meranti ini.


Sewaktu di Pekanbaru, saya berjumpalah dengan namanya Siti Salmah, seorang guru
Bahasa Inggris yang sudah lama mengabdi di sekolah dasar di Pekanbaru. Tahun
ini, ia coba untuk menjadi PNS di Meranti. Ia bercerita, ia mendaftar PNS dengan
adiknya, salah seorang alumnus Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Jogja. Adiknya
penerima beasiswa. Ia mengaku, sebelum nama  keluar, tawar menawar untuk
kelulusan di Meranti terjadi. Dia sendiri ditawari sekian puluh juta, untuk dua
orang. Dia tidak mau, menolak rasuah itu. Saya hanya geleng gelang kepala.
Lantas, saya menelpon teman saya, yang kebetulan koleganya dari Pekanbaru ikut
CPNS di Kabupaten Kepulauan Meranti, dia bilang tidak lulus, tapi ada kawan
kita, (yang kebetulan juga junior saya) dari Rokan Hilir (Rohil) ikut tes di
Meranti. Dia lulus. Saya Tanya riwayat kelulusannya, sebelumnya dia juga bilang
akan dibantu oleh orang dalam. Setelah lulus dan nama keluar, baru junior saya
ini bilang, bahwa kawannya yang lulus ini pakai bayar, (rasuah).


Cerita sumbang tentang kelulusan ini saya dengar juga juga di kampong, Ketika
saya balek ke Bandul, ketika saya Tanya sana sini soal yang lulus dan tidak.
Cerita sumbang kembali terdengar, ada budak kampong yang lulus karena kologanya
yang juga seorang…….kenal dengan…….dan lulus. Mungkin ini sebagai balas budi
seoarang……kepada ……nya. Menjadi tim…saat pelaksanaan…..beberapa waktu lalu. Ada
juga lulus karena dia ponakan seorang…karena ….dengan…………….

Ada lagi, kawan saya anak luar Riau dari ……, katanya, saat lulus  ia menyetor
………….Saya miris saja mendengar bau anyir kolusi yang diceritakan dan berkembang
di negeri yang baru saja diidamkan oleh anak-anak Meranti menjadi negeri yang
makmur dengan pemimpin yang bijasana ini.

Jadi, semoga saja berita tentang rasuah itu tidak benar, tapi inilah yang
berkembang dari mulut ke mulut. Jika rasuah ini muncul, dan berkembang, kita
yakin daerah ini akan mejadi santapan para penjarah negara saja. Siap-siaplah,
banyak lagi bedebah-bedebah. Maka, siap-siap lah generasi pejuang untung
meluruskan perjuangan, karena kita tidak mau ada yang tidak benar dengan
kepemimpinan di Meranti. Daerah ini masih menjadi daerah miskin, data yang ada
memperlihatkan, setengah masyarakat Meranti masih kategori miskin, masih separuh
lebih daerahnya masuk kategori tertinggal, dan lebih banyak yang masih mengenyam
pendidikan rendah. Sedih kalau negeri ini hanya diperalat oleh pemimpin  yang
tidak benar.


Kita baru saja usai melakukan pemilihan dengan janji manis pemimpin. Kita masih
menunggu, benarkah dari tahap ke tahap semua bisa dilakukan dengan janji manis
yang sudah disampaikan. Janji adalah hutang, dan berhutang dengan rakyat ini
yang harus dituntut. Semoga rasuah ini tidak nyata dan tidak benar. Jika benar,
terlaknatlah…..

Comments :

1
Unknown mengatakan...
on 

bandul kampung damai

Posting Komentar