Tentang keterampilan merakit kapal.


es.beno (komunitas bangas bersorak)

Saya sendiri, terusik untuk coba tahu lebih dekat mengetahu khasanah alami yang dimiliki negeri Mahligai tersebut. Berdua diiringi seorang teman, kami berjalan dengan kendaraan yang kami miliki menyusuri sungai Indragiri. Penyusuran kami mulai dari kota Rengat, Kabupaten Inhu sampai menembus batas Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Industri kerajinan pembuatan perahu ini, kami temui di beberapa titik di tepian sungai Indragiri. Salah satunya di desa kempas, masuk perbatasan kabupaten Inhil. Masyarakat yang kami temui, mengaku keahlian membuat kapal tersebut di dapatkan turun temurun dari sesepuh pendahulunya.

Katanya, dahulu mayoritas masyarakat setempat memilih menggantungkan hidupnya menjadi pengrajin industri perkapalan ini. Saat kami temui warga setempat, yang masih menggantungkan kehidupannya menjadi pengrajin kapal ini. Mereka merasa sungkan pindah berusaha yang lain, lantaran usaha ini sudah mentradisi turun temurun.


Padahal, mereka mengakui permintaan pembuatan kapal ini mengalami kecendrungan kelesuan permintaan. Pasar luar negeri sudah susah dijangkau karena bersaingannya dengan industri galangan kapal yang lebih canggih. Sedangkan pasar lokal, sudah tidak menjajnjikan karena angkutan laut sudah mengalami pergeseran karena sudah banyaknya jalur transportasi darat yang sudah dibuka.

Di sentra pengrajinan kapal ini, mereka punya nostalgia sendiri. Pasar untuk penjualan kapal ini pernah menembus beberapa negara sahabat. Terutama Malaysia dan Singapura. Mereka mengatakan, kapal yang dibuat pun banyak dalam ukuran jumbo. Salah satunya berbentuk perahu tongkang.

Perahu tongkang ini, pada tahun 1980-an dan 1990-an populer untuk para pelayar. Kapal ini bentuknya mirip kapal pinisi asal Sulawesi. Soal muatanya, beragam dan rata-rata ukurannya sangat besar. Waktu kami ke tempat pembuatan kapal ini. Mereka mengaku seiring modernnya industri. Permintaan kapal tongkang udah tidak ada lagi, mereka banyak yang memilih kapal dengan bentuk yang baru, atau masyarkat menyebutnya pompong.

Ukuran kapal ini tentu bisa di buat beragam, tergantung permintaan. Waktu kami ke tempat ini, mereka ingin menyelesaikan satu kapal pompong. Sudah dua bulan nkapal ini di kerjakan. Jumlah mereka yang membuat kapal ini banyak, mereka mengatakan, butuh tiga bulan dalam menyelesaikan satu kapal.

Selain kapal, ada tiga perahu yang juga dibuat oleh pengrajin berbeda tetapi di tempat yang sama. Perahu ini biasanya untuk jarak angkut yang dekat, dan mengangkat barang-barang dalam ukuran kecil. Mungkin saja ini ungtuk melintasi sungai sungai serta mengangkut hasil pertanian masyarakat seperti karet dan kelapa.




Comments :

0 komentar to “Tentang keterampilan merakit kapal.”

Posting Komentar